Agro Industri Muba Rp 50 M
Pembangunan pertanian terpadu yang merupakan kerjasama antara Pemkab Muba dengan Institute Pertanian Bogor (IPB) menelan dana hingga Rp 50 miliar. Pembangunan pertanian terpadu ini sudah menyelesaikan Master Plan (MP), sehingga diharapkan akhir tahun 2008 kawasan pertanian terpadu ini sudah beroperasi.
Bupati Muba, H Alex Noerdin dalam paparannya dihadapan Rektor IPB Dr H Ahmad Matjik, MSc didampingi Direktur PT Primakelola Agribisnis Agroindustri Prof Dr Ir E Gumbir Sa’id, MA, DEV, tim tenaga ahli IPB Dr Ir Sam Herodian dan Dr Ir Dede Hermawan memaparkan mengenai tujuan penyusunan master plan yang telah diselesaikan ini agar wujud masa depan pembangunan pertanian Kabupaten Muba tergambar secara jelas bentuk dan tahapan pencapaiannya.
Dalam paparannya tergambar mengenai prinsip utama master plan bahwa pertanian menjadi penggerak utama pembangunan, pembangunan pertanian terselenggara, penataan tata ruang pertanian berdasarkan kesesuaian lahan, pembangunan pertanian yang berorientasi ekspor, berbasis pada modernisasi teknologi, petani menjadi subyek pembangunan dan pemerintah sebagai fasilisator dan kemandirian sektor pertanian berdasarkan kemampuan pendanaan sendiri.
Dr Sam Herodian yang dikonfirmasi wartawan seusai paparan menjelaskan, lahan yang telah disediakan untuk pembangunan pertanian terpadu ini mencapai 30 hektare di Desa Keluang dan menelan dana sekitar Rp 50 miliar. “Diharapkan akhir 2008 sudah beroperasi,” katanya.
Sementara itu Plt Kepala Bappeda Kabupaten Muba, Regina Aryanti dalam laporannya menjelaskan, kurun waktu lima tahun terakhir banyak hal yang telah dikerjasamakan dengan IPB dalam hal ini diwakili PT Primakelola Agribisnis Agroindustri, antara lain pengembangan sentra jeruk di Sangedesa, desain detail lahan lebak di Sangadesa, pengembangan usaha tani terpadu berwawasan Agribisnis. Termasuk uji terap peningkatan produksi tanaman lada lokal dan kakao, pengembangan agribisnis dan agroindustri dalam pemberdayaan potensi masyarakat dengan pemeliharaan itik, perencanaan pembangunan agroindustri ikan patin dan studi lainnya yang berkenan dengan agribisnis dan industri di Kabupaten Muba.
Mengenai potensi yang dimiliki Kabupaten Muba dalam sektor pertanian, merupakan sektor basis dan penyumbang nomor dua PDRB setelah sector pertambangan, dan berdasarkan kontribusi sector ekonomi terhadap pembentukan PDRB, sektor pertanian yang bersifat agraris ini memberikan nilai tambah yang besar dibandingkan sektor ekonomi lainnya.
Sumber: Sripo
Bupati Muba, H Alex Noerdin dalam paparannya dihadapan Rektor IPB Dr H Ahmad Matjik, MSc didampingi Direktur PT Primakelola Agribisnis Agroindustri Prof Dr Ir E Gumbir Sa’id, MA, DEV, tim tenaga ahli IPB Dr Ir Sam Herodian dan Dr Ir Dede Hermawan memaparkan mengenai tujuan penyusunan master plan yang telah diselesaikan ini agar wujud masa depan pembangunan pertanian Kabupaten Muba tergambar secara jelas bentuk dan tahapan pencapaiannya.
Dalam paparannya tergambar mengenai prinsip utama master plan bahwa pertanian menjadi penggerak utama pembangunan, pembangunan pertanian terselenggara, penataan tata ruang pertanian berdasarkan kesesuaian lahan, pembangunan pertanian yang berorientasi ekspor, berbasis pada modernisasi teknologi, petani menjadi subyek pembangunan dan pemerintah sebagai fasilisator dan kemandirian sektor pertanian berdasarkan kemampuan pendanaan sendiri.
Dr Sam Herodian yang dikonfirmasi wartawan seusai paparan menjelaskan, lahan yang telah disediakan untuk pembangunan pertanian terpadu ini mencapai 30 hektare di Desa Keluang dan menelan dana sekitar Rp 50 miliar. “Diharapkan akhir 2008 sudah beroperasi,” katanya.
Sementara itu Plt Kepala Bappeda Kabupaten Muba, Regina Aryanti dalam laporannya menjelaskan, kurun waktu lima tahun terakhir banyak hal yang telah dikerjasamakan dengan IPB dalam hal ini diwakili PT Primakelola Agribisnis Agroindustri, antara lain pengembangan sentra jeruk di Sangedesa, desain detail lahan lebak di Sangadesa, pengembangan usaha tani terpadu berwawasan Agribisnis. Termasuk uji terap peningkatan produksi tanaman lada lokal dan kakao, pengembangan agribisnis dan agroindustri dalam pemberdayaan potensi masyarakat dengan pemeliharaan itik, perencanaan pembangunan agroindustri ikan patin dan studi lainnya yang berkenan dengan agribisnis dan industri di Kabupaten Muba.
Mengenai potensi yang dimiliki Kabupaten Muba dalam sektor pertanian, merupakan sektor basis dan penyumbang nomor dua PDRB setelah sector pertambangan, dan berdasarkan kontribusi sector ekonomi terhadap pembentukan PDRB, sektor pertanian yang bersifat agraris ini memberikan nilai tambah yang besar dibandingkan sektor ekonomi lainnya.
Sumber: Sripo
No comments:
Post a Comment