Pasien Muntaber Melonjak
Seiring dengan pergantian musim, jumlah penderita muntaber (gastro enteritis) semakin meningkat sejak dua pekan terakhir . Sebagian besar ruangan perawatan di RSUD Sekayu mulai dipenuhi penderita muntah dan berak (muntaber) yang sebagian besar anak-anak.
Pantauan di Kelurahan Serasan Jaya dan Balai Agung Kecamatan Sekayu, Rabu (11/7), warga mulai mengeluhkan berjangkitnya penyakit muntaber. Kondisi lingkungan yang kering disertai debu dan sumur yang mulai kekeringan memberikan dampak kemungkinan berjangkitnya muntaber ini.
Sementara itu pasien penderita muntaber di RSUD Sekayu mulai meningkat sejak dua minggu terakhir. Pasien yang dirawat rata-rata diinfus dan diberi oralit rata-rata tiga hingga empat kali sehari. Diruang perawatan Cempaka, pasien muntaber melonjak dua kali lipat hingga 10 orang dirawat per harinya. Jumlah ini berkurang setelah pasien pulang, namun kembali bertambah setelah pasien baru kembali dirawat dengan gejala yang sama.
Seperti dituturkan Risma (31), warga kelurahan Serasan Jaya setelah anak pertamanya menunjukkan gejala muntaber langsung membawanya ke IGD RSUD Sekayu. Ibu satu anak ini tidak mau mengambil risiko dan khawatir gejala penyakit yang diderita anaknya ini. “Anak saya dirawat tiga hari. Sebelumnya dengan kondisi badan lemas dan tidak mau makan langsung saya bawa ke rumah sakit,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muba, dr Hj Asmarani, MKes yang dikonfirmasi melalui Kasubdin PLPP, dr Taufik Rusdi, MKes mengatakan, saat ini laporan dari Puskesmas belum ada kasus outbreak muntaber, tapi Dinkes dan Puskesmas tetap waspada dengan melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk mengkonsumsi air bersih yang dimasak dulu. Antisipasi lain dilakukan dengan menyiapkan oralit di Pos Yandu dan Puskesmas menyiapkan pojok oralit dan obat-obatan serta cairan infus.
Sumber: Sripo
Pantauan di Kelurahan Serasan Jaya dan Balai Agung Kecamatan Sekayu, Rabu (11/7), warga mulai mengeluhkan berjangkitnya penyakit muntaber. Kondisi lingkungan yang kering disertai debu dan sumur yang mulai kekeringan memberikan dampak kemungkinan berjangkitnya muntaber ini.
Sementara itu pasien penderita muntaber di RSUD Sekayu mulai meningkat sejak dua minggu terakhir. Pasien yang dirawat rata-rata diinfus dan diberi oralit rata-rata tiga hingga empat kali sehari. Diruang perawatan Cempaka, pasien muntaber melonjak dua kali lipat hingga 10 orang dirawat per harinya. Jumlah ini berkurang setelah pasien pulang, namun kembali bertambah setelah pasien baru kembali dirawat dengan gejala yang sama.
Seperti dituturkan Risma (31), warga kelurahan Serasan Jaya setelah anak pertamanya menunjukkan gejala muntaber langsung membawanya ke IGD RSUD Sekayu. Ibu satu anak ini tidak mau mengambil risiko dan khawatir gejala penyakit yang diderita anaknya ini. “Anak saya dirawat tiga hari. Sebelumnya dengan kondisi badan lemas dan tidak mau makan langsung saya bawa ke rumah sakit,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muba, dr Hj Asmarani, MKes yang dikonfirmasi melalui Kasubdin PLPP, dr Taufik Rusdi, MKes mengatakan, saat ini laporan dari Puskesmas belum ada kasus outbreak muntaber, tapi Dinkes dan Puskesmas tetap waspada dengan melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk mengkonsumsi air bersih yang dimasak dulu. Antisipasi lain dilakukan dengan menyiapkan oralit di Pos Yandu dan Puskesmas menyiapkan pojok oralit dan obat-obatan serta cairan infus.
Sumber: Sripo
No comments:
Post a Comment