Muba Siap Tuan Rumah STQ 2010
SEKAYU,Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) menyatakan siap menjadi tuan rumah penyelenggaraan seleksi tilawatil Quran (STQ) tingkat provinsi pada 2010 mendatang.
Bupati Muba H Pahri Azhari mengatakan, kesiapan tersebut bukan tanpa alasan dan asal saja diungkapkan. Karena Muba memiliki berbagai fasilitas yang nomor satu di Sumsel. Selain itu Muba juga telah terbiasa menjadi tuan rumah berbagai kegiatan tingkat nasional, baik di bidang olahraga maupun pemerintahan.
Dia menjelaskan, semua fasilitas yang dimiliki Muba merupakan bertaraf nasional dan internasional. Sehingga wajar saja jika tahun depan Muba menjadi tuan rumah penyelenggaraan kegiatan keagamaan. “Kita selalu siap untuk menyelenggarakan kegiatan yang bertaraf daerah, nasional dan internasional,” katanya kemarin.
Dia mengungkapkan,STQ merupakan ajang untuk mencari bakat dari generasi muda di bidang keagamaan.Muba memiliki banyak pembaca Alquran yang telah tampil di semua kejuaraan. Sehingga kemampuan yang dimiliki memang terbukti dan teruji di sejumlah perlombaan.
Sementara itu,Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Muba Asnawi CK mengatakan, Muba memiliki semua fasilitas yang tidak dimiliki daerah lain.Wajar saja, setiap kegiatan yang berskala besar di laksanakan di Muba.
Karena Muba telah biasa menjadi tuan rumah setiap kegiatan berskala nasional dan internasional. “Kita selalu siap untuk melaksanakan berbagai kegiatan, terlebih yang mengarah kependidikan,” tukasnya.
Sumber: Sindo
21 comments:
anonymous (Muba):
Sudah MTQ nanti,, saran ku perbanyak guru ngaji.Itu penting untuk generasi yad, supaya tidak buta huruf tulisan QURAN.
Sebab anak2 sekarang ini, cara hidupnya berlainan zaman, sehingga quran sebagai tuntunan hidup perlu lebih difahami supaya tidak sesat di akhirat dan tidak sesat di dunia.
Terimakasih.
anonymous (JKT):
Oy,, salengke yang bute huruf bace tulis biaso bae masih banyak di Indonesia(cak itu kalu laporannye).
APELAGI bute huruf QURAN.
Pacak bertambah banyak lagi.
Jangan dianggap remeh, walaupun guru ngaji sekalipun.
Terimakasih.
anonymous :
YA,, AYYUHANNAS! ITTAQULLAH HAQQOTU QOTIHI WALA TAMU TUNNA ILLA WA-ANTUM MUSLIMUN.
SILAKAN MUBA MAJU DAN MEMBANGUN DI SEGALAH BIDANG...HIDUP MUBA...JUGA INGAT DI DALAM KONTEK INI JNGAN LUPA POKOK UTAMA ATAU PILAR BANGSA ADALAH,KESEHATAN MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN HARUS DI UTAMAKAN....INGA-INGA...INI SANGAT PENTING....DAN BUAT "LSM"MAU PUN MASYRAKAT MUBA AWASI DENGAN CERMAT MASALAH KORUPSI DI KAB MUBA,INI PENGHANCUR BANGSA. BILA PERLU ADA YG KORUPSI MATIKAN SAJA ...BIAR TIDAK MENULAR...INI BAHAYA LATEN...
Anonymous (putra rantau, tangerang):
Kalaulah merenung kembali ke masa lalu :
Hadist mengatakan :
"Kalau ingin bahagia di dunia,,, carilah dengan ilmu
Kalau ingin bahagia di akhirat,,, carilah dengan ilmu
Kalau ingin bahagia di dunia dan akhirat carilah dengan ilmu".
Begitu tuntunan bahwa ilmu itu mempunyai kedudukan yang tinggi dalam islam.
Hanya,, setelah merdeka setengah abad lebih dan tuntunan sudah berabad abad, MASIHKAH mencari-cari konsep ATAUKAH mata baru terbuka kembali.
Hehee,,,
Anonymous (hamba) :
OH,,Tuhanku.Aku tidak layak masuk surga-MU, tapi aku tidak pula sanggup menangggung siksa neraka-MU.
Semoga dengan rahmat-MU, ENGKAU lah sebaik-sebaik tempat kembali.
adden :
Iyo,,itu adalah ungkapan atau dialog atau doa seorang sufi yang bernama RABA'AH EL 'ADAWIYAH.
Demikian tarih atau sejarah mencatatnya.
Kalu sekarang ini, di zaman sekarang,,, bagaimana rupa doa seorang anak manusia atau seorang hamba,,,?!!
anonymous (abdullah) :
'Kalau tidak ada lagi sorga dan neraka, masihkah manusia menyembah-MU ya ROBB?'
Itulah doa manusia sekarang,,,!
Ataukah itu hanya ungkapan dalam syair lagu dari salah satu group band.
anonymous (21plus) :
ALLAHU AKBAR.Tidak disembah oleh manusia sedunia sekalipun, tetap MAHA BESAR, MAHA KAYA, kepunyaan-NYA apa yang di langit dan di bumi.
Kalau manusia senantiasa menjalankan syariat atau hukum-NYA,insya Allah bahagia di ahirat dan di dunia.
anonymous (tangerang) :
Kalaulah menyembah Allah hanya karena takut dengan neraka atau hanya ingin mengharap sorga.
Itu berarti sandarannya hanyalah sorga dan neraka.
Sedangkan menyembah Allah hendaklah ihlas karena ALLAH saja dengan senantiasa mengharap segala kemurahan-NYA karena kekuasaan-NYA.
anonymous (LEBAY) :
oy,, kemane kiyai nye? raga suek yang muncul di internet blogspot situs ikak?
ujo kate,, di zaman ini bukan lagi zaman GAPTEK tapi sudah zamannye MELEK TEKNOLOGI.
ayo,,kiyai2 kitek muncullah,,,
hehe,,, !!
anonymous :
Aku kalu mendengarkan suara imam masjidil haram memimpin sholat yang disiarkan melalui tv, bacaannya sungguh sangat sederhana tanpa irama lagu yang macam-macam.
Bacaan ayatnya sangat jelas dan dan iramanya rata.
Mungkin itulah bacaan yang perlu disimak.
anonymous :
Oy,, bakal ade rumah murah dak di Sekayu kitek tuh?
Tolong kabarke,, !!
anonymous :
Rumah ku adalah surga ku.
Bagaimana kalu katek rumah?
Berarti dak katek surga ku.hehe,,,
Biar aku ade rumah, tolong diadaken pembangunan rumah murah.
Cak itu bae, mang,, ??!
anonymous (jkt):
Beginilah caranya,,, topik berita dan komentar ini hampir berahir dan menghilang.Hak yang berkomentar hilang dan beralih kemana? hehe,,!!
anonymous :
Itulah yang dinamakan kepintaran.
Hahaa,,,, !!!!?
anonymous :
yo,, reken2 bae bersedekah atau beramal atau berderma untuk situs blog berita muba.begitu choy,,,!!
anonymous :
Mane,, berita raskin,,, sudah menghilang jugek.
Hehe,, !!!
anonymous :
STQ? Tilawah itu,, baik dalam seleksi maupun dalam musabaqoh memang berbeda dengan bacaan dalam sholat toh?
Kalau dalam perlombaan memang yang dinilai itu diantaranya adalah dari sisi irama/lagu.
Lagu dalam pembacaan ayat2 itu ada beberapa lagu dengan namanya masing2, jadi tidak dicampur adukkan.
Biasanya yang berkecimpung dalam pengajian ayat dan sekolah2 biasanya tau betul dengan suatu irama itu dinamakan irama apa,,?
Entahlah kalau sekolah zaman sekarang,,?
anonymous :
Mesjid agung yang di gambar ini, waktu aku sekolah SMAN-1 Sky kelas tiga, belum ada bangunannya.
Begitu aku tamat, baru ada kabar pembebasan tanah dan rencana bangunan sebagai sumbangan menteri agama ketika itu,, bpk.H.Alamsyah Prawiranegara (sekarang sudah almarhum).
Mungkin beliau ingat dengan perjuangannya di daerah muba di zaman kolonial.
anonymous (tngrang):
Menurut kisah,, beliau itu, pak H.Alamsyah Ratu Prawiranegara yang asal Lampung, dulu lama tinggal di Palembang dan isteri beliau berasal dari daerah (dusun Kemang, kabupaten Muba).
Post a Comment