BERITA MUBA sangat berterima kasih apabila Anda memberikan suatu bentuk apresiasi dalam bentuk kritik, saran, komentar ataupun tulisan dan opini karena hal tersebut akan sangat membantu untuk pembanggunan MUBA di masa mendatang. Kirim Tulisan/Opini ke asahnet@gmail.com atau asahinternet@yahoo.com

Friday, November 20, 2009

Baru 30 Menit Bersalin Desi Ikut Psikotes

SEKAYU — Perjuangan Desi Erida SPd (36) untuk lulus mengikuti seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) tergolong berat.

Guru honorer di Yayasan Nur Jamilah Bekasi itu mengikuti psikotes dalam kondisi masih lemas. Tiga puluh menit sebelumnya, Desi baru saja bersalin. Ia melahirkan anak ketiganya pada pukul 06.30. Namun setengah jam kemudian ia sudah siap di Stable Berkuda Sekayu, lokasi tes tahap II CPNS Muba, Selasa (17/11).

Desi dibawa ke lokasi dengan duduk di atas kursi roda. Ia sempat menarik perhatian pangawas ujian termasuk Bupati Muba H Pahri Azhari. Pahri sempat menanyakan kepada Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Muba, dr H Taufik Rusyidi, MKes perihal peserta tes yang mengenakan kursi roda.

Pahri pun mendapat penjelasan, yang bersangkutan baru melahirkan bayi laki-laki melalui persalinan normal di rumah orangtuanya kawasan Desa Ulak Paceh, Kecamatan Babattoman, Muba.

Penjelasan itu disambut haru oleh Pahri. Ia pun langsung mendatangi Desi dan memberi selamat. Sementara itu petugas kesehatan di antaranya Bidan Mutmainah dan paramedis bersiaga di luar lokasi tes untuk bersiap menolong peserta yang mengalami gangguan kesehatan.

Ditemui di rumah orangtuanya di Desa Ulak Paceh, Desi Erida mengaku menghadapi cobaan yang berat selama mengikuti tes CPNS di tanah kelahirannya itu.

Saat mengikuti tes tahap pertama 8 November lalu, dia harus bolak-balik Jakarta-Sekayu sambil mengandung putra ketiganya. Usai tes, Desi langsung pulang ke Jakarta dan mendapat kabar bahwa dia lulus tes tahap kedua.

Ia pun bergegas memboyong dua anaknya kembali ke rumah orangtuanya, Huzairin yang dikenal sebagai guru di SDN Ulak Paceh. Sebelumnya untuk mengurus administrasi persyaratan mengikuti tes, Desi harus kembali ke Universitas Jambi lalu kembali ke Sekayu untuk memasukkan berkas lamaran.

Selain itu untuk memenuhi pengabdian selama 15 tahun, Desi yang telah 10 tahun bekerja di Yayasan Nur Jamilah Bekasi dan menduduki jabatan sebagai wakil kepala sekolah (Wakasek) ini harus mengumpulkan kembali surat keterangan pengabdiannya selama tiga tahun sebagai honorer di Sekolah Dasar (SD) Ulak Paceh. Menjelang mengikuti tes tahap keduapun cobaan kembali menerpa Desi dengan kelahiran putra ketiganya.

Bayi Laki-laki Ia menuturkan pagi kemarin ia bangun untuk bersiap mengikuti psikotes di Sekayu pukul 06.00. Namun ia merasakan sakit tanda akan melahirkan. Desi sempat mengurungkan keberangkatannya ke Sekayu yang ditempuh selama 30 menit dari rumahnya.

Ayahnya menghubungi panitia untuk meminta penundaan agar Desi bisa mengikuti psikotes tahap kedua. Namun permintaan ditolak. “Saya sudah hubungi panitia tapi tidak bisa ditunda sehingga kami berusaha mendatangkan Desi untuk segera tiba di lokasi tes,” kata Huzairin.

Belum juga mendapat giliran tes, Desi sudah keburu mau malahirkan. Keluarganya langsung menghubungi Bidan Mutmainah yang tinggal tidak jauh dari rumahnya.

Hal menarik lainnya saat bidan akan menuju kediaman Desi mobil ambulans yang ditumpanginya mendadak mogok sehingga tidak bisa dijalankan. Bidan pun bergegas jalan kaki menuju rumah Desi. Untung proses persalinan berjalan lancar. Hanya perlu waktu 30 menit untuk mengeluarkan bayi laki-laki yang memiliki panjang 48 Cm dan berat 3,4 Kg itu.

Akhirnya, dalam kondisi lemah, Desi langsung pun menuju lokasi tes di Stable Berkuda Sekayu. Ia menggunakan kursi roda setelah diantar ambulan dan tiba sekitar pukul 07.00.

Mengenai keinginannya yang begitu kuat mengikuti tes tahap kedua Desi mengaku kesempatan ini tidak bisa ditunda-tunda walaupun banyak cobaan yang dihadapinya.

“Alhamdulillah saya bisa lancar mengikuti tes walaupun agak lambat karena masih sakit. Tidak bisa saya bayangkan bisa mengikuti tes dengan kondisi sekarang. Tapi saya bersyukur masih bisa. Kesempatan kan tidak datang dua kali. Juga tidak bisa ditunda. Bila perlu anak saya akan saya bawa bila diperkenankan yang penting saya bisa ikut tes,” kata istri Minusfani itu.

Desi, alumnus FKIP Bahasa Indonesia Universitas Jambi (Unja), mengaku belum punya nama untuk bayinya itu. Namun kakeknya, Huzairin memanggil cucunya itu dengan nama Abil.

Menurut Huzairin nama sementara ini diberikan dengan harapan agar kondisi ibu dan anaknya tetap stabil dan tabah selama mengikuti tes ini hingga ke tahap akhir.

Desi pun menyimpan harapan agar di balik cobaan ini ia dapat lulus hingga tahap akhir.

Sumber: Sripo 18/11/09


No comments:

Ingin mendapatkan berita secara cepat? Silahkan anda masukkan kata kunci pencarian untuk mencari artikel yang anda cari di Berita Muba ini: