BERITA MUBA sangat berterima kasih apabila Anda memberikan suatu bentuk apresiasi dalam bentuk kritik, saran, komentar ataupun tulisan dan opini karena hal tersebut akan sangat membantu untuk pembanggunan MUBA di masa mendatang. Kirim Tulisan/Opini ke asahnet@gmail.com atau asahinternet@yahoo.com

Wednesday, January 17, 2007

Karangagung-Sekayu Menangkan Kontrak Migas

PT Odira Energy Karangagung di Blok Karangagung (daratan Sumsel) dan Star Energy (Sekayu) Ltd di Blok Sekayu (daratan Sumsel) terpilih oleh Pemerintah RI untuk masuk memorandum of understanding (MoU) dengan sejumlah investor, Selasa (16/1).
Selain dua perusahaan itu ada 14 perusahaan yang mendapatkan kontrak kerja migas. Penandatanganan MoU itu disaksikan Presiden Susilo Bambang Yuhoyono dan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro pada pembukaan International Indonesia Gas Conference and Exhibition (Indogas 2007).

Karangagung-Sekayu Menangkan Kontrak Migas perusahaan itu sebesar 201,038 juta dolar. Dalam kontrak MoU disepakati komitmen pasti selama tiga tahun pertama masa eksplorasi dari 16 kontrak kerjasama itu dengan wilayah antara lain Kepri, Sumsel, Jatim, Kaltim dan Sulsel. Dana tersebut akan digunakan antara lain untuk studi geologi dan geofisika (23,7 juta dolar), survei seismik tiga dimensi seluas 1.280 km persegi (22,7 juta dolar), survei seismik dua dimensi 8.260 km (29,168 juta dolar), komitmen pemboran 26 sumur eksplorasi (125,40 juta dolar). Sementara bonus tanda tangan yang akan diterima langsung oleh pemerintah sebesar 25,45 juta dolar.
Sehari sebelumnya, pemerintah telah menawarkan 30 wilayah yang berpotensi menjadi lading migas. Daerah-daerah itu segera masuk dalam bursa penawaran investasi migas. Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengatakan, dengan adanya MoU tersebut, maka cita cita untuk mengembangkan produk gas di dalam negeri tinggal selangkah lagi. Dari MoU ke-16 kontrak itu, jelasnya dipastikan 70 persen produksinya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Sedangkan 30 persennya diekspor. Tingkat kenaikan produksi gas pun cukup signifikan yaitu sekitar 30 persen. Dengan demikian, keinginan agar penggunaan gas dalam negeri seimbang dengan ekspornya akan tercapai beberapa tahun lagi.

Selama ini ekspor gas ke luar negeri lebih banyak berbanding 58:42 dengan penggunaan gas domestik. Akibatnya, harga gas di Indonesia dinilai lebih mahal dari harga gas di dunia. Padahal Indonesia adalah salah satu produsen gas terbesar.
“Ke depan, ekspor dan penggunaan di dalam negeri akan seimbang fifty:fifty. Kalau sudah seimbang diharapkan mampu mengangkat perekonomian di Indonesia,” kata Purnomo. Indikasi terlaksananya rencana itu, jelasnya, sudah terlihat dengan rencana pipanisasi gas Sumsel-Jawa yang bakal terlaksana tahun ini. Dari pipa gas tersebut, diproyeksikan bakal memasok gas sebesar 750 MM/hari. Sementara pendapatan pemerintah dari gas saat ini mencapai Rp 68 triliun/tahun.

Sumber : Sripo

No comments:

Ingin mendapatkan berita secara cepat? Silahkan anda masukkan kata kunci pencarian untuk mencari artikel yang anda cari di Berita Muba ini: