BERITA MUBA sangat berterima kasih apabila Anda memberikan suatu bentuk apresiasi dalam bentuk kritik, saran, komentar ataupun tulisan dan opini karena hal tersebut akan sangat membantu untuk pembanggunan MUBA di masa mendatang. Kirim Tulisan/Opini ke asahnet@gmail.com atau asahinternet@yahoo.com

Monday, January 8, 2007

Terminal Randik bak Kuburan

AKTIFITAS kendaraan di Sekayu ibukota Kabupaten Musi Banyuasin, Minggu (7/1) masih lengang. Kondisi ini berbeda dengan hari-hari biasa diluar hari libur kerja, yang
padat aktivitas mulai Senin hingga Jum’at, akan banyak ditemui angkutan umum hilir mudik mencari penumpang.
Sekayu yang juga merupakan sebuah kecamatan jumlah penduduknya mencapai 73.654 jiwa atau 15.830 kepala keluarga. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian petani, disamping ada juga nelayan dan pegawai. Aktivitas perekonomian
di kota berjuluk “Randik” ini telah ditunjang dengan sarana dan transportasi darat.
Guna menunjang urat nadi perekonomian ini, telah didirikan terminal penumpang
Tipe B Randik di Kelurahan Kayuara, yang diresmikan pemakaiannya oleh Bupati Muba H Alex Noerdin, 23 Desember 2002 silam. Mengamati aktivitas terminal ini
akan berbeda dengan terminal sejenis lainnya di Kota Kabupaten di Sumsel. Permasalahan yang dihadapi kemungkinan sama, namun aktivitas terminal yang masih sepi dari kendaraan mempunyai catatan tersendiri, karena terkesan kurang dimanfaatkan.
Beberapa pengemudi angkot maupun bus antar kota dalam provinsi yang melintas di jalan raya Sekayu-Palembang, lebih banyak menunggu penumpang diluar terminal, yang lokasinya mereka nilai strategis untuk mendapatkan penumpang. Selama ini bus lebih banyak yang ngetem di kawasan simpang empat Kayuara, hingga ke depan Wisma Pramuka menuju Desa Lumpatan. Sesekali memang terlihat bus AKDP jurusan Palembang- Sekayu atau Palembang-Lubuklinggau yang melintas di sekitar terminal tanpa melakukan bongkar muat. “Idealnya terminal itu di bundaran Sekayu, kalau masih di Randik kami percaya tidak akan maju, karena penumpang jarang yang mau ke sana,” kata Syairi (47), sopir bus Palembang-Sekayu.
Pembangunan terminal Randik harus pula diikuti dengan pembangunan prasarana
lainnya, seperti pasar maupun pusat perekonomian yang mempengaruhi warga untuk datang ke kawasan terminal melakukan aktivitas.

DULU mobil yang masuk terminal lancar setelah dijaga oleh Pol PP dan Polantas, tapi sekarang sudah jarang masuk kecuali ada penumpang, itu pun sering diturunkan di jalan. Kami mau dagang kecil-kecilan bila memang akan dibangun pasar, sehingga
terminal bisa ramai kembali. Kami bersedia pindah ke dalam kebun di belakang terminal kalau memang akan dibangun pasar induk dan siap membantu pembangunannya.
Sekarang angkot saja jarang sekali masuk terminal. Ujar Hasmida warga Kayuara
Sumber : Sripo

No comments:

Ingin mendapatkan berita secara cepat? Silahkan anda masukkan kata kunci pencarian untuk mencari artikel yang anda cari di Berita Muba ini: