Warga Muba Minimal Harus SLTA
Warga Musi Banyuasin diwajibkan lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Pernyataan ini ditegaskan Bupati Musi Banyuasin (Muba) Alex Noerdin, di Sekayu, Sumatera Selatan (Ahad 27/5).
Menurut Alex, dirinya dan jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat saat ini serius mengoptimalkan program sekolah gratis di daerah itu. Lewat program ini diharapkan tahun 2009 nanti warga Muba minimal lulusan SLTA. Menurut Alex harapan itu bukan berlebihan. Karena sekolah gratis amat membantu warga miskin untuk terus melanjutkan sekolahnya tanpa ada hambatan soal pembiayaan. Di Muba, wajib belajar (wajar) bagi warga adalah 12 tahun dan bukan 9 tahun.
''Sekarang tak ada lagi anak di Muba yang tidak sekolah. Semuanya sekolah. Jadi harapannya tahun 2009 mendatang semua warga Muba minimal lulus SMA,'' katanya. Dari segi kesempatan mendapat pendidikan, memang tak ada satu pun warga Muba yang tak bisa mencapai jenjang pendidikan minimal SMA. Alex menegaskan pemerintah daerah menyediakan sekolah gratis mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) hingga SMA, madrasah negeri dan swasta Malah, tahun 2007 ini, menurut Alex, dua akademi akan dibuka untuk semua warga Muba. ''Kedua-duanya juga gratis,'' janji Alex.
Selain sekolah gratis, Alex mengutarakan, para guru juga akan dididik demi meningkatkan mutu pendidikan. Sebuah program wajib kuliah secara gratis diharuskan bagi guru. Jumlahnya, pada 2007, 1.800 orang guru dan dibiayai di Universitas Terbuka untuk program D2 dan S1. Para guru ini mendapat pelatihan dari tenaga ahli pendidikan yang bernaung di bawah UNICEF, International Development Partner (IDP) Norway, Eddenburg University Scotland, dan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Alex menegaskan, Muba tidak mau berbuat setengah-setengah dalam memajukan pendidikan. DPRD Kabupaten Muba pun sudah menyetujui anggaran pendidikan di atas 20 persen sejak 2002. Pemerintah kabupaten Muba pun melakukan kerjasama dengan berbagai negara dan instansi luar. Misalnya Bank Dunia, pemerintah Kerajaan Belanda, Norwegia, Skotlandia, dan Inggris.
Sumber: Republika
Menurut Alex, dirinya dan jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat saat ini serius mengoptimalkan program sekolah gratis di daerah itu. Lewat program ini diharapkan tahun 2009 nanti warga Muba minimal lulusan SLTA. Menurut Alex harapan itu bukan berlebihan. Karena sekolah gratis amat membantu warga miskin untuk terus melanjutkan sekolahnya tanpa ada hambatan soal pembiayaan. Di Muba, wajib belajar (wajar) bagi warga adalah 12 tahun dan bukan 9 tahun.
''Sekarang tak ada lagi anak di Muba yang tidak sekolah. Semuanya sekolah. Jadi harapannya tahun 2009 mendatang semua warga Muba minimal lulus SMA,'' katanya. Dari segi kesempatan mendapat pendidikan, memang tak ada satu pun warga Muba yang tak bisa mencapai jenjang pendidikan minimal SMA. Alex menegaskan pemerintah daerah menyediakan sekolah gratis mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) hingga SMA, madrasah negeri dan swasta Malah, tahun 2007 ini, menurut Alex, dua akademi akan dibuka untuk semua warga Muba. ''Kedua-duanya juga gratis,'' janji Alex.
Selain sekolah gratis, Alex mengutarakan, para guru juga akan dididik demi meningkatkan mutu pendidikan. Sebuah program wajib kuliah secara gratis diharuskan bagi guru. Jumlahnya, pada 2007, 1.800 orang guru dan dibiayai di Universitas Terbuka untuk program D2 dan S1. Para guru ini mendapat pelatihan dari tenaga ahli pendidikan yang bernaung di bawah UNICEF, International Development Partner (IDP) Norway, Eddenburg University Scotland, dan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Alex menegaskan, Muba tidak mau berbuat setengah-setengah dalam memajukan pendidikan. DPRD Kabupaten Muba pun sudah menyetujui anggaran pendidikan di atas 20 persen sejak 2002. Pemerintah kabupaten Muba pun melakukan kerjasama dengan berbagai negara dan instansi luar. Misalnya Bank Dunia, pemerintah Kerajaan Belanda, Norwegia, Skotlandia, dan Inggris.
Sumber: Republika
No comments:
Post a Comment