BERITA MUBA sangat berterima kasih apabila Anda memberikan suatu bentuk apresiasi dalam bentuk kritik, saran, komentar ataupun tulisan dan opini karena hal tersebut akan sangat membantu untuk pembanggunan MUBA di masa mendatang. Kirim Tulisan/Opini ke asahnet@gmail.com atau asahinternet@yahoo.com

Thursday, September 3, 2009

Muba-Unsri Garap Gambir

SEKAYU – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muba bekerja sama dengan Universitas Sriwijaya menggarap potensi tanaman gambir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Nota kerja sama tersebut ditandatangani Bupati Muba H Pahri Azhari dan Rektor Unsri Prof Dr Badia P serta Ketua DPRD Muba H Sulgani Pakuali di Auditorium Pemkab Muba kemarin. Bupati Muba H Pahri Azhari mengatakan, potensi gambir di Muba sangat besar. Namun, sampai saat ini potensi tersebut belum tergarap optimal. “Bahkan, dari sisi kualitas, gambir Muba bisa dikatakan nomor satu. Jadi, sayang kalau tidak dikembangkan,“ katanya.

Pahri menyebutkan, pengetahuan dan teknologi pengolahan gambir masih sederhana, ditambah pola masyarakat yang ingin cepat mendapatkan hasil juga menjadi penghambat. “Masyarakat kita maunya cepat, kalau bisa petik langsung jual. Nah, gambir ini tidak, setelah dipetik harus diolah dulu baru dijual,“ katanya. Selain itu, sistem pengolahan yang masih tradisional juga menjadi hambatan.

Karena itu,pihak Unsri dilibatkan untuk mengkaji pengembangan potensi gambir sehingga lebih banyak memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat Muba. Bupati mengungkapkan, beberapa waktu lalu gambir Muba pernah diekspor ke Denmark, tetapi karena belum bisa memenuhi kuota, terpaksa berhenti. Kawasan Babat Toman dipilih sebagai sentra industri gambir. “Selain produksi, nanti akan ada outlet pemasaran gambir dan produk turunannya, jadi tidak hanya sebatas gambir mentah, apalagi dari paparan pihak Unsri tadi gambir ternyata bisa menjadi bahan pengawet makanan, kecantikan, hingga kesehatan,“ katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Muba H Umar Nawawi menambahkan, dari sisi pemasaran, budi daya gambir sebenarnya tidak masalah. Namun, selama ini gambir belum menjadi komoditas pokok masyarakat. Karena itu, produksi gambir menjadi tidak optimal. Umar menambahkan, luas tanaman gambir di Muba mencapai 500 ha,tetapi produksinya masih sangat minim sehingga tidak memenuhi kuota.Selain itu, karena sistem pengolahan masih tradisional, hasil olah gambir tidak merata sehingga menurunkan nilai dari gambir itu sendiri.

Sementara itu, Prof Hasbi mengatakan, ada beberapa permasalahan yang menyebabkan kualitas gambir menjadi berkurang. Di antaranya, sistem perebusan yang menyangkut lama dan suhu air.Kepala Dinas Perkebunan Muba H Suratinah Hamzah melalui Sekretaris Rusli SP mengatakan,banyak kendala yang dihadapi dalam mengembangkan tanaman gambir ini.

Sumber: Sindo 02/09/03

No comments:

Ingin mendapatkan berita secara cepat? Silahkan anda masukkan kata kunci pencarian untuk mencari artikel yang anda cari di Berita Muba ini: