9.400 Ekor Ayam Mati ..FLU BURUNG..
Peternak Gulung Tikar
Wabah flu burung yang disebabkan virus avian influenza (AI) secara drastis mematikan usaha peternakan di Kabupaten Muba. Sedikitnya sudah 9400 ekor ayam pedaging yang dipelihara beberapa unit usaha peternakan ayam Muba, sejak dua pekan terakhir mati.
Pantauan di lokasi peternakan ayam potong milik Alpian(37) di kawasan Kelurahan Balai Agung Sekayu, Rabu (24/1), dari 7000 ekor ayam yang dipeliharanya tinggal menyisahkan sekitar 800 ekor saja. Ayam pedaging dengan umur rata-rata 40 hari itu, secara berangsur dalam kurun waktu dua pekan mati hingga mencapai 6200 ekor. Sehari-harinya Alpian dan pekerjanya sibuk membakar atau merebus ayam yang mati lalu dibuang ke dalam tambak ikan. “Saya berhenti dulu beternak ayam, saya rugi besar,” tandas Alpian.
Kondisi serupa dialami peternakan yang dikelola Suganda (48), warga Dusun II Desa Lumpatan. Dari 3700 ekor ayam pedaging yang diusahakannya tinggal menyisakan 500 ekor saja. Hal serupa menimpa usaha peternakan Muslim (34) dan Samsul (43), di Kelurahan Balai Agung, yang menyebabkan satu persatu peternak ayam pedaging gulung tikar. Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Muba, Ir Hj Nelly Rusdiana,MSi didampingi stafnya sibuk dengan program penyemprotan kandang ayam yang sebagian besar tidak ada lagi unggasnya. “Sejak Mei hingga Desember 2006 lalu telah dikirim 270 sampel darah ayam dari 11 kecamatan ke laboratorium di Lampung, namun hasilnya negatif, dan ayam tersebut terkena tetelo
newcastle’s disease (ND),” katanya. Namun untuk sementara ini warga disarankan tidak memelihara unggas. Dinas Perternakan telah menyiapkan 80 liter cairan disinfektan yang satu liternya bisa cicampur air 250 liter.
Sedangkan warga yang tinggal di bantaran Sungai Musi kawasan Kelurahan Balai Agung Sekayu dan sekitarnya, mulai takut memanfaatkan air sungai karena banyaknya bangkai ayam yang dibung warga ke sungai. “Setiap hari bangkai ayam terlihat hanyut terbawa arus sungai,” kata beberapawarga.
Sumber : Sripo
Wabah flu burung yang disebabkan virus avian influenza (AI) secara drastis mematikan usaha peternakan di Kabupaten Muba. Sedikitnya sudah 9400 ekor ayam pedaging yang dipelihara beberapa unit usaha peternakan ayam Muba, sejak dua pekan terakhir mati.
Pantauan di lokasi peternakan ayam potong milik Alpian(37) di kawasan Kelurahan Balai Agung Sekayu, Rabu (24/1), dari 7000 ekor ayam yang dipeliharanya tinggal menyisahkan sekitar 800 ekor saja. Ayam pedaging dengan umur rata-rata 40 hari itu, secara berangsur dalam kurun waktu dua pekan mati hingga mencapai 6200 ekor. Sehari-harinya Alpian dan pekerjanya sibuk membakar atau merebus ayam yang mati lalu dibuang ke dalam tambak ikan. “Saya berhenti dulu beternak ayam, saya rugi besar,” tandas Alpian.
Kondisi serupa dialami peternakan yang dikelola Suganda (48), warga Dusun II Desa Lumpatan. Dari 3700 ekor ayam pedaging yang diusahakannya tinggal menyisakan 500 ekor saja. Hal serupa menimpa usaha peternakan Muslim (34) dan Samsul (43), di Kelurahan Balai Agung, yang menyebabkan satu persatu peternak ayam pedaging gulung tikar. Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Muba, Ir Hj Nelly Rusdiana,MSi didampingi stafnya sibuk dengan program penyemprotan kandang ayam yang sebagian besar tidak ada lagi unggasnya. “Sejak Mei hingga Desember 2006 lalu telah dikirim 270 sampel darah ayam dari 11 kecamatan ke laboratorium di Lampung, namun hasilnya negatif, dan ayam tersebut terkena tetelo
newcastle’s disease (ND),” katanya. Namun untuk sementara ini warga disarankan tidak memelihara unggas. Dinas Perternakan telah menyiapkan 80 liter cairan disinfektan yang satu liternya bisa cicampur air 250 liter.
Sedangkan warga yang tinggal di bantaran Sungai Musi kawasan Kelurahan Balai Agung Sekayu dan sekitarnya, mulai takut memanfaatkan air sungai karena banyaknya bangkai ayam yang dibung warga ke sungai. “Setiap hari bangkai ayam terlihat hanyut terbawa arus sungai,” kata beberapawarga.
Sumber : Sripo
No comments:
Post a Comment