BERITA MUBA sangat berterima kasih apabila Anda memberikan suatu bentuk apresiasi dalam bentuk kritik, saran, komentar ataupun tulisan dan opini karena hal tersebut akan sangat membantu untuk pembanggunan MUBA di masa mendatang. Kirim Tulisan/Opini ke asahnet@gmail.com atau asahinternet@yahoo.com

Saturday, February 28, 2009

Listrik di Muba Masih Biarpet

SEKAYU (SINDO) – Krisis listrik masih terjadi di Kabupaten Muba.Selama beberapa bulan terakhir, seluruh kecamatan mengalami pemadaman listrik bergilir.

Pemadaman tidak saja mengganggu aktivitas perkantoran, tetapi juga kegiatan masyarakat, terutama pengusaha warung internet (warnet) dan jasa fotokopi. Mereka mengaku rugi akibat pemadaman listrik mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya dari pihak PLN. Pemadaman listrik juga membuat sejumlah pengguna jalan harus berhati-hati. Pasalnya,lampu jalan dan pengatur lalu lintas di beberapa ruas jalan padam. Pantauan SINDO, ruas Jalan Kolonel Wahid Udin, Merdeka, dan beberapa ruas jalan protokol lainnya gelap gulita.

Pengguna jalan hanya mengandalkan penerangan dari kendaraan bermotor. Salah satu pegawai di Bagian Tata Pemerintahan Kabupaten Muba Alamsyah mengatakan, pemadaman listrik sangat mengganggu kegiatan perkantoran. “Kalau listrik mati terus,kami tidak bisa bekerja maksimal.Padahal, tugas kami cukup banyak dan akhir bulan ini harus sudah selesai,”katanya kemarin. PNS lain, Joni, 35, mengatakan, untuk menyelesaikan tugas pembuatan laporan, pihaknya terpaksa meminjam sarana ke instansi lain yang memiliki fasilitas genset.

”Di tempat saya bekerja tidak ada genset, jadi setiap listrik mati, saya pindah ke kantor lain,”ujar pegawai Bagian Penyelesaian Tapal Batas ini. Pemadaman listrik tiba-tiba itu juga dikeluhkan kalangan pengusaha warnet. Mereka mengaku mengalami kerugian besar akibat pemadaman listrik, apalagi mati lampu itu tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya.“Kami rugi karena banyak pelanggan yang pergi. Biasanya satu jam kami bisa mengantongi Rp50.000, sekarang hanya Rp20.000,”ujarnya.

Sementara itu,Kepala Cabang Pelayanan PLN Sekayu Cecep Sulaiman mengungkapkan, saat ini pihaknya mengalami kekurangan daya karena kapasitas trafo di Talang Duku hanya sekitar 20 MVA, sedangkan pemakaian sekitar 25 MVA. Bupati Muba H Pahri Azhari mengatakan,pemerintah segera memanggil pihak PLN WS2JB guna membicarakan krisis listrik di Muba.

Pemadaman listrik bergilir telah menimbulkan dampak negatif.“ Saya jamin, pertengahan tahun ini semua pemasalahan pemadaman listrik akan selesai,” ungkapnya.

Sumber:Koran Sindo 27 Februari 2009

3 comments:

Anonymous said...

Nah dulur yang ade bagawe di perkantoran di sekayu tu...hal2 yg macam ikak di waspadai....lah tau aktipitas agak padat di kantor tu harus siap ke jenset. jadi dak kelabakan...jangan pacak ngomong bae...bagi instansi pemerinta..bikin dong...proposal...ke pak bupati biar ade pengadaan jenset di setiap kantor pemerintah yg cukup pital....jgn tergantung dgn PLN bae...kan ade anggaran APBD...dak perlu dajo igek hal macam ikak...mikir dewek bae...jadi pelayanan di masyrakat tu dak terganggu,.....malu2 ke ku bae...kuyung kak.

Anonymous said...

waah orang nih gakngerti kemajuan jaman. Gini boz... kayaknya kamu nih orang PLN, sebagai sisi pembangunan daerah, listrik juga merupakan point yang paling penting, apalagi jaman sekarang udah global, trus disana-sini sudah ada tiang pancang kabel listrik. Nah kita sebagai pelanggan listrik yang baik, tentu tidakmau listrik itu padam sampae 5 kali sehari. Trus kalo seumpama pake listrik alternatif (genzet gitu loh...), itu sama aja pemborosan energi. Nah, untuk apa petugas PLN? Petugas PLN ini digaji oleh DUIT para pelanggan listrik, kalo disuruh untuk menggunakan genset, alangkah enaknya pegawai PLN (kampret) itu, ongkang-ongkang ngasih listrik byar pet biar tagihan pelanggan membengkak, tapi realisasi perbaikan daya tidak ada? Kalo seperti ini terus, sampe seratus tahun pun MUBA ini gak bakal bisa maju bin eksis di dunia nasional apalagi internasional. Yang cuma dikenal cuma SEKAYU-SEKAyu dan SEKAYU. Itu pun orang sekayu bangga dengan kota sekayunya... Ah, sampe di internet aja pake basa kerajaan, Kuno yung... Jadi... begini yung, yang namanya petugas PLN itu harus n wajib untuk menyelesaikan masalah ke-PLN-an, bukan suruh beli genset, itu bukan solusi, bukan nggobloki orang... tapi, selesaikan masalah, jangan berpangku tangan. Daripada disumpahi orang banyak.... Iget konsumen adalah raja, kalo gak mau ngelayani konsumen, mending kagak usah lagi dipasang aliran listrik

Anonymous said...

orang sekayu gak bisa ngomong nasional (bahasa indonesia), ciri-ciri daerah yang kurang maju ialah daerah yang masih kuat memegang kebudayaannya tanpa ada perbaikan budaya... (maaf)

Ingin mendapatkan berita secara cepat? Silahkan anda masukkan kata kunci pencarian untuk mencari artikel yang anda cari di Berita Muba ini: