BERITA MUBA sangat berterima kasih apabila Anda memberikan suatu bentuk apresiasi dalam bentuk kritik, saran, komentar ataupun tulisan dan opini karena hal tersebut akan sangat membantu untuk pembanggunan MUBA di masa mendatang. Kirim Tulisan/Opini ke asahnet@gmail.com atau asahinternet@yahoo.com

Tuesday, November 17, 2009

Muba Kesulitan Bayar Gaji PNS

SEKAYU – Menurunnya Dana Alokasi Umum (DAU) dari pemerintah pusat untuk Muba cukup membuat Pemkab Muba kerepotan. ‘’Turunnya DAU dari pusat dalam kurun waktu tiga tahun ini memberikan dampak negatif bagi pemerintah daerah, khususnya daerah penghasil migas terbesar,’’ ujar Kadis Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Muba H Hazuar Bidui SSos, kemarin.

Dikatakannya, turunnya DAU jelas tak mencukupi untuk membayar 8.000 lebih PNS dan CPNS. Karena untuk 2010 DAU Muba hanya Rp80.256.489.000, atau turun Rp6 miliar dari 2009. ‘’Pemkab Muba harus menutupi Rp1,4 miliar untuk pembayaran gaji PNS dan CPNS Muba setiap bulannya,’’ ujarnya yang mengharapkan pemerintah pusat mengerti kondisi daerah.

Menurut Hazuar, alasan pemerintah menurunkan DAU setiap tahunnya di antaranya dilihat dari luas daerah, jumlah penduduk dan jumlah pegawai di suatu daerah. ‘’Selain itu kemampuan daerah untuk membayar gaji pegawai atau APBD setiap tahunnya,’’ ujarnya.

Di sisi lain, seharusnya pemerintah lebih memperhatikan daerah penghasil migas. ‘’Walaupun ada beberapa daerah yang kini tak lagi menerima DAU, karena mampu membiayai gaji pegawai mereka,” tukasnya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penanaman Modal Daerah Muba H Apriadi membenarkan DAU Muba turun. ‘’Alasan pusat yaitu celah viskal Muba negatif atau disamakan dengan DKI, sehingga dianggap mampu membayar gaji PNS dan CPNS setiap bulannya,’’ jelasnya.

Sumber: Sumeks 16/11/09

1 comment:

Anonymous said...

Bahasa sederhananya : seorang bapak sudah tau kalau anaknya punya penghasilan, maka sang bapak tidak lagi memberikan uang jajan pada anaknya...
Yang menjadi pertanyaan, "kenapa sang anak mengeluh dgn keputusan itu...?"
Mungkin :
1. Sang bapak salah memahami kebutuhan si anak.
2. Sang anak memberikan laporan "palsu" untuk membanggakan diri pada si bapak.
3. Atau Anak & bapak sama2 ("tangko" bhs: sekayu) merasa gak perna cukup dgn apa yang didapat, makanya jadi pelit...
Namun terlepas dari semua itu, semoga PNS & CPNS serta tenaga honorer tidak terkena dampaknya, sehingga menyebabkan penurunan kinerja...
Thanks..

Ingin mendapatkan berita secara cepat? Silahkan anda masukkan kata kunci pencarian untuk mencari artikel yang anda cari di Berita Muba ini: