Di Sumsel Semua Sama Tidak Ada yang Dianaktirikan
Pulang dari ibadah umroh, rona wajah Gubernur Sumsel Ir Syahrial Oesman berseri-seri. Ia mengaku bahagia bias mencium hajarul aswad. “Alhamdulillah, saya dapat mencium hajarul aswad,” kata Syahrial di sela kunjungannya ke Dekranasda Jakabaring, Kamis (14/6).
Di Tanah Suci Mekkah, Syahrial mengaku memanjatkan doa khusus yakni meminta keselamatan dan kesehatan. “Banyak doa. Doa khusus meminta keselamatan dan sehat terus. Jutaan orang berdoa semua,” katanya.
Selama menunaikan ibadah umrah, diakui Syahrial dirinya terus memantau perkembangan di Sumsel. Suatu kebanggaan baginya bahwa lima kabupaten/kota di Sumsel berhasil meraih Adipura. Ada juga cerita lain termasuk kegundahanbelum meratanya pembangunan di Sumsel.
“Saya hanya menjernihkan saja, mudah-mudahan sikap kita dalam melihat masalah agak dewasa. Jangan langsung. Harus tenang dengan kepala dingin bahwa Sumsel dibangun oleh kita semua dan tidak mudah untuk berdiri sendiri,” kata Syahrial dengan nada prihatin.
Tidak Dianaktirikan
Ditegaskannya, pembangunan yang dilakukan di Sumsel selama ini dilihat sebagai satu wilayah secara keseluruhan. Karena itu, sangat tidak beralasan jika sejumlah elemen masyarakat yang merasa daerahnya dianaktirikan oleh Pemprov Sumsel.
Menjawab pertanyaan wartawan bahwa ada aksi demonstrasi organisasi kepemudaan di Musi Banyuasin yang menganggap Pemprov mendiskriminasikan daerahnya, Syahrial mengungkapkan bahwa hal itu kesalahan informasi.
Selama ini besaran uang yang dialokasikan Pemprov ke Muba cukup besar. Pembangunan jalan tahun jamak dialokasikan sekitar Rp 300 miliar ditambah Rp 150 miliar. Di Sungai Lilin Pemprov membangun Sekolah Menengah Atas, sebelumnya kawasan tersebut tidak memiliki SMA. Begitu pun Sekolah Menengah Pertama diberikan bantuan serta dana rehab.
Sarana kesehatan seperti Puskesmas juga dibantu. Berikut pembangunan dermaga di Sungai Lilin. Pemprov juga sedang mengusulkan agar Muba menjadi tuan rumah cabang olahraga renang dan berkuda pada SEA Games 2011 bersama Ogan Komering Ilir yang menjadi tuan rumah tangkai olahraga ski air dan dayung.
“Mungkin ada salah masukan informasi di lapangan. Saya kira masyarakat Muba tahu,” kata Syahrial bijak. Selama ini menurut Syahrial pembangunan dilakukan di seluruh kabupaten/ kota di Sumsel. Di antaranya pembangunan infrastruktur jalan misalnya dibangun ruas jalan Sekayu- Musi Rawas, Baturaja-Prabumulih serta dermaga di Banyuasin, Ogan Komering Ilir dan Ogan Ilir.
Tidak Ada Pilih Kasih
Dikatakan Syahrial lagi, semua (fasilitas) dibangun. “Tidak ada pilih kasih. Kemampuan dana terbatas dan saya kira bupati, walikota juga terbatas. Tidak mungkin seorang bupatibisa membangun semuanya,” katanya.
Perihal pemekaran Muba menjadi provinsi sendiri seperti yang diwacanakan sejumlah organisasi kepemudaan di Muba, Syahrial tidak bersedia memberi komentar. “Yang jelas pembangunan Sumsel bergeraknya sama.Jangan lihat dari kacamata yang lain. Lihat dulu produktivitas yang harus dibangkitkan,” katanya.
Seraya mengemukakan pembangunan provinsi bukan hal mudah. Harus diingat bahwa pemekaran bukan dilatarbelakangi kepentingan tertentu, melainkan semata untuk kepentingan masyarakat dan pelayanan.
Teluk II Dipercepat
Gubernur Sumsel, Ir Syahrial Oesman didampingi sejumlah kepala dinas di lingkungan Prov Sumsel mengemukakan ketika umrah dirinya sempat mendapat informasi mengenai Jembatan Teluk II di Musi Banyuasin. Pembangunan jembatan pendekat (offrate) Teluk II menurutnya telah dianggarkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Prov Sumsel sekitar Rp 10 miliar. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Prov Sumsel, Ir Dharna Dachlan, MM mengemukakan pembangunan terhentinya pembangunan jembatan
Teluk II beberapa waktu lalu disebabkan akses jalan yang seharusnya dibangun kabupaten belum selesai. Sehingga terpaksa kontrak terhenti dan sisa anggaran saat ini masih sekitar Rp 2 miliar. “Sekarang sedang kita lanjutkan lagi pekerjaan dengan dana yang ada. Kita percepat pekerjaan bisa selesai Agustus atau selambatnya September,” katanya.
Kepala Dinas Perhubungan Sumsel, Ir Sarimuda, MT mengemukakan untuk meningkatkan pelayanan jasa angkutan umum di Muba dan Sumsel secara lebih luas maka Dishub Sumsel melakukan perencanaan teknis pembangunan pelabuhan Sungai Lilin pada APBD 2006. Total pembangunan pelabuhan Sungai Lilin tahap I ini sebesar Rp 547.350.000. Melalui APBD Perubahan 2007 juga dilakukan Perencanaan Teknis Pembangunan Terminal Penumpang dan Barang. Sedangkan 2008 dilakukan pembangunan fasilitas darat dan pembangunan terminal penumpang dan barang.
Kepala Dinas Pendidikan Nasional Prov Sumsel, Drs Dwi Priyono, MEd mengemukakan tahun anggaran 2007 satu unit pembangunan gedung SMA di Bayung Lencir dengan total anggaran Rp 1.275.000.000. Selain itu sebanyak 15 SD dan dua SMP mendapat dana rehab masing-masing Rp 385.000.000.
Sementara itu di tahun anggaran 2006 lalu di Muba dibangun satu unit sekolah baru dengan anggaran Rp 450.000.000. Berikut dua ruang kelas baru dan laboratorium SMA masing-masing Rp 420.000.000 dan Rp 600.000.000. Dana rehabilitasi gedung SD sebesar Rp 2,4 miliar dan gedung SMP sebesar Rp 306.000.000. Sedangkan dana alokasi khusus sebesar Rp 2,780 miliar.
Sumber: Sripo
Di Tanah Suci Mekkah, Syahrial mengaku memanjatkan doa khusus yakni meminta keselamatan dan kesehatan. “Banyak doa. Doa khusus meminta keselamatan dan sehat terus. Jutaan orang berdoa semua,” katanya.
Selama menunaikan ibadah umrah, diakui Syahrial dirinya terus memantau perkembangan di Sumsel. Suatu kebanggaan baginya bahwa lima kabupaten/kota di Sumsel berhasil meraih Adipura. Ada juga cerita lain termasuk kegundahanbelum meratanya pembangunan di Sumsel.
“Saya hanya menjernihkan saja, mudah-mudahan sikap kita dalam melihat masalah agak dewasa. Jangan langsung. Harus tenang dengan kepala dingin bahwa Sumsel dibangun oleh kita semua dan tidak mudah untuk berdiri sendiri,” kata Syahrial dengan nada prihatin.
Tidak Dianaktirikan
Ditegaskannya, pembangunan yang dilakukan di Sumsel selama ini dilihat sebagai satu wilayah secara keseluruhan. Karena itu, sangat tidak beralasan jika sejumlah elemen masyarakat yang merasa daerahnya dianaktirikan oleh Pemprov Sumsel.
Menjawab pertanyaan wartawan bahwa ada aksi demonstrasi organisasi kepemudaan di Musi Banyuasin yang menganggap Pemprov mendiskriminasikan daerahnya, Syahrial mengungkapkan bahwa hal itu kesalahan informasi.
Selama ini besaran uang yang dialokasikan Pemprov ke Muba cukup besar. Pembangunan jalan tahun jamak dialokasikan sekitar Rp 300 miliar ditambah Rp 150 miliar. Di Sungai Lilin Pemprov membangun Sekolah Menengah Atas, sebelumnya kawasan tersebut tidak memiliki SMA. Begitu pun Sekolah Menengah Pertama diberikan bantuan serta dana rehab.
Sarana kesehatan seperti Puskesmas juga dibantu. Berikut pembangunan dermaga di Sungai Lilin. Pemprov juga sedang mengusulkan agar Muba menjadi tuan rumah cabang olahraga renang dan berkuda pada SEA Games 2011 bersama Ogan Komering Ilir yang menjadi tuan rumah tangkai olahraga ski air dan dayung.
“Mungkin ada salah masukan informasi di lapangan. Saya kira masyarakat Muba tahu,” kata Syahrial bijak. Selama ini menurut Syahrial pembangunan dilakukan di seluruh kabupaten/ kota di Sumsel. Di antaranya pembangunan infrastruktur jalan misalnya dibangun ruas jalan Sekayu- Musi Rawas, Baturaja-Prabumulih serta dermaga di Banyuasin, Ogan Komering Ilir dan Ogan Ilir.
Tidak Ada Pilih Kasih
Dikatakan Syahrial lagi, semua (fasilitas) dibangun. “Tidak ada pilih kasih. Kemampuan dana terbatas dan saya kira bupati, walikota juga terbatas. Tidak mungkin seorang bupatibisa membangun semuanya,” katanya.
Perihal pemekaran Muba menjadi provinsi sendiri seperti yang diwacanakan sejumlah organisasi kepemudaan di Muba, Syahrial tidak bersedia memberi komentar. “Yang jelas pembangunan Sumsel bergeraknya sama.Jangan lihat dari kacamata yang lain. Lihat dulu produktivitas yang harus dibangkitkan,” katanya.
Seraya mengemukakan pembangunan provinsi bukan hal mudah. Harus diingat bahwa pemekaran bukan dilatarbelakangi kepentingan tertentu, melainkan semata untuk kepentingan masyarakat dan pelayanan.
Teluk II Dipercepat
Gubernur Sumsel, Ir Syahrial Oesman didampingi sejumlah kepala dinas di lingkungan Prov Sumsel mengemukakan ketika umrah dirinya sempat mendapat informasi mengenai Jembatan Teluk II di Musi Banyuasin. Pembangunan jembatan pendekat (offrate) Teluk II menurutnya telah dianggarkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Prov Sumsel sekitar Rp 10 miliar. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Prov Sumsel, Ir Dharna Dachlan, MM mengemukakan pembangunan terhentinya pembangunan jembatan
Teluk II beberapa waktu lalu disebabkan akses jalan yang seharusnya dibangun kabupaten belum selesai. Sehingga terpaksa kontrak terhenti dan sisa anggaran saat ini masih sekitar Rp 2 miliar. “Sekarang sedang kita lanjutkan lagi pekerjaan dengan dana yang ada. Kita percepat pekerjaan bisa selesai Agustus atau selambatnya September,” katanya.
Kepala Dinas Perhubungan Sumsel, Ir Sarimuda, MT mengemukakan untuk meningkatkan pelayanan jasa angkutan umum di Muba dan Sumsel secara lebih luas maka Dishub Sumsel melakukan perencanaan teknis pembangunan pelabuhan Sungai Lilin pada APBD 2006. Total pembangunan pelabuhan Sungai Lilin tahap I ini sebesar Rp 547.350.000. Melalui APBD Perubahan 2007 juga dilakukan Perencanaan Teknis Pembangunan Terminal Penumpang dan Barang. Sedangkan 2008 dilakukan pembangunan fasilitas darat dan pembangunan terminal penumpang dan barang.
Kepala Dinas Pendidikan Nasional Prov Sumsel, Drs Dwi Priyono, MEd mengemukakan tahun anggaran 2007 satu unit pembangunan gedung SMA di Bayung Lencir dengan total anggaran Rp 1.275.000.000. Selain itu sebanyak 15 SD dan dua SMP mendapat dana rehab masing-masing Rp 385.000.000.
Sementara itu di tahun anggaran 2006 lalu di Muba dibangun satu unit sekolah baru dengan anggaran Rp 450.000.000. Berikut dua ruang kelas baru dan laboratorium SMA masing-masing Rp 420.000.000 dan Rp 600.000.000. Dana rehabilitasi gedung SD sebesar Rp 2,4 miliar dan gedung SMP sebesar Rp 306.000.000. Sedangkan dana alokasi khusus sebesar Rp 2,780 miliar.
Sumber: Sripo
No comments:
Post a Comment